Tuesday, February 2, 2010


VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG)
Menurut pandangan Islam


Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.
SEJARAH VALENTINE:

Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.

Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.

Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.

Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.
PANDANGAN ISLAM

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.

Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-

Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.

1. PRINSIP / DASAR Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.

2. SUMBER ASASI Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.

Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

3. TUJUAN Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.

4. OPERASIONALPada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.
(Surah Al Isra : 27)

Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi :
“…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.

Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.

Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.

MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.

Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.

Firman Allah s.w.t.:
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.

Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-
"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..

Almarhum Tuanku Sultan Johor Di Hati Rakyat.....





Tidak pernah sehari pun semasa hayat Almarhum Sultan Iskandar, waktu itu tidak dipenuhi dengan eksplorasi yang berkaitan dengan minat baginda dalam pelbagai bidang. Baginda amat dekat dengan rakyat.




NAUNGAN diraja di bumi Darul Takzim dan harapan pembelaan rakyat nyata terlihat kesinambungannya apabila Sultan Iskandar Al-Haj Ibni Almarhum Sultan Ismail Al-Khalidi diputerakan pada 8 April 1932 di Istana Semayam, Johor Bahru.
Putera ketiga Sultan Ismail Ibni Sultan Ibrahim dan Sultanah Ungku Tun Aminah binti Ungku Paduka Bena Sri Maharaja Utama Ahmad itu dibesarkan dengan sepenuh kasih sayang sepanjang melayari kehidupan sebagai kanak-kanak.






SULTAN ISKANDAR memegang tampuk pemerintahan sebagai Yang di-Pertuan Agong dari tahun 1984 hingga 1989.

Bermula dengan pendidikan awal di Sekolah Rendah Ngee Heng, Johor Bahru, Johor, Almarhum seterusnya melanjutkan pelajaran di English College yang kini dikenali sebagai Maktab Sultan Abu Bakar, iaitu antara institusi pendidikan peringkat menengah yang terunggul di ibu negeri Johor.


Bertitik-tolak daripada semangat dan kecintaan yang tinggi terhadap penerokaan ilmu, baginda telah melanjutkan pelajaran ke peringkat lebih tinggi di Trinity Grammar School, Australia pada tahun 1952.


KEGEMBIRAAN terpancar ketika upacara pelantikan cucu baginda sebagai Raja Muda Johor.

Selepas setahun, baginda mengembara ke Isle of Wight di United Kingdom untuk mengikuti pengajian di Upper Chime School selama tiga tahun.
Sejurus pulang dari perantauan dan kembali ke pangkuan keluarga di Johor pada 1956, baginda terus berkhidmat sebagai Pegawai Kadet Johor Civil Service. Baginda bertanggungjawab menerajui Jabatan Hal Ehwal Daerah, Tanah dan Perbendaharaan ketika itu.

ALMARHUM Sultan Iskandar (kiri) menunaikan solat bersama Tun Mahathir Mohamad ketika baginda berkhidmat sebagai Yang di-Pertuan Agong.

Seperti keinginan seorang belia yang penuh dengan pengalaman dan kesungguhan, Tunku Iskandar diingati pada zaman muda baginda sebagai seorang juruterbang terlatih.
Namakan saja model pesawat ringan dan sederhana, semua itu pernah dikemudi baginda hingga meninggalkan rasa kagum dalam kalangan mereka yang menyaksikan aksi baginda di ruang angkasa.


SELAIN aktiviti belayar, motosikal kuasa tinggi dan sukan udara, Almarhum Sultan Iskandar juga amat meminati permainan golf.

Begitu juga dengan sahsiah baginda sebagai putera raja yang berdisiplin. Ternyata itu semua berkat latihan asas ketenteraan yang diperoleh baginda dalam Pasukan Askar Timbalan Setia Negeri Johor (Johore Military Forces) yang diasas dan ditubuhkan oleh Almarhum Sultan Abu Bakar.

Cinta baginda datang pada 1956. Tunku Iskandar telah mengahwini Kalsom Abdullah dari Cornwall, United Kingdom dan dikurniakan dengan empat orang anakanda termasuk Tengku Mahkota Johor, Tunku Ibrahim (yang kini dilantik menjadi Pemangku Raja).


TIADA jurang yang memisahkan hubungan antara Sultan Iskandar dengan rakyat jelata.

Sejurus perkahwinan itu berakhir sekitar 1961, baginda bernikah pula dengan Tengku Zanariah binti Tengku Ahmad yang merupakan kerabat diraja Kelantan. Perkongsian hidup baginda berdua dikurniakan enam orang cahaya mata.

Pemasyhuran
Pada zaman kanak-kanaknya baginda biasa dipanggil dengan gelaran Mahmud oleh saudara dan sahabat terdekat. Baginda telah dilantik sebagai Tunku Mahkota Johor dari 1959 hingga 1961, sebelum menjadi Raja Muda dari 1966 hingga 1981 oleh ayahanda baginda, Sultan Ismail. Baginda dilantik semula sebagai Tunku Mahkota pada 29 April 1981.
ALMARHUM Sultan Iskandar (berdiri kiri) bersama kekanda, adinda serta ayahanda dan bonda baginda.

Tidak lama selepas itu, ayahanda baginda, Sultan Ismail mangkat dan sehari selepas itu, Tunku Iskandar telah dimasyhurkan sebagai Sultan Johor yang keempat pada tarikh 11 Mei 1981. Sebagai pelarasan hierarki, adinda baginda, Tunku Abdul Rahman telah diangkat sebagai Tunku Bendahara Johor.

Pada 5 April 1982, Sultan Iskandar telah diberi penghormatan khas sebagai Canselor Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Ia dilihat sebagai satu perlambangan unggul iaitu seorang sultan berkarisma yang bertindak sebagai payung kepada sebuah institusi ilmu tersohor di selatan tanah air.
ALMARHUM Sultan Iskandar melayan cucundanya sambil diperhatikan Sultanah Zanariah pada upacara perasmian KD Sultan Ismail di Pusat Latihan Perajurit Muda (Pularek) di Kota Tinggi, Johor pada tahun 2005.

Sebagai Ketua Agama Negeri, baginda sentiasa menjalin hubungan yang rapat dengan Majlis Agama Negeri atau dengan pentadbiran jabatan berkenaan melalui pegawai-pegawai tinggi seperti Yang Dipertua Jabatan Agama, Pengerusi Jawatankuasa Hal-Ehwal Agama Islam atau Mufti Negeri.

Peristiwa indah

Sesungguhnya peristiwa yang paling indah bagi kerabat diraja Johor dan sekalian rakyat jelata adalah apabila Persidangan Majlis Raja-Raja Malaysia yang ke-129 memilih untuk menabalkan Sultan Iskandar sebagai Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong VIII pada 15 November 1984.

Sepanjang lima tahun menerajui kedudukan tertinggi dalam tampuk pemerintahan negara, baginda disanjung sebagai ketua agama dan bangsa yang sangat mengambil berat perjalanan politik negara.

Rata-rata titah baginda berkaitan perkembangan politik negara sering kali bersulam dengan pesan mengenai hal ehwal dan nasib rakyat yang perlu dijuarai.

Nama Sultan Iskandar paling dihargai dalam kelompok populasi Orang Asli khususnya di negeri Johor. Nasib golongan itu yang sehingga kini masih meneruskan kehidupan di pedalaman dan jantung belantara itu adalah agenda penting bagi baginda.

Betapa istimewanya hubungan antara kerabat diraja Johor dengan golongan itu jelas diketahui umum. Difahamkan bahawa mana-mana Orang Asli yang mempunyai masalah mengenai survival dan penganiayaan persekitaran tempat tinggal mereka akan dibenarkan menghadap baginda secara terus di istana bagi mencari penyelesaiannya.

Kalau hendak bercakap tentang aktiviti yang digemari baginda, mungkin tidak kehabisan ceritanya. Selain menyemai minat berburu, Sultan Iskandar juga gemar bermain polo, tenis, skuasy dan sukan luncur layar.
Selain itu, sebelum konsep Kembara Mahkota dipopularkan oleh putera baginda, Tunku Ibrahim, minat terhadap motosikal berkuasa tinggi sudah pun bermula dalam pekarangan istana negeri.

Bercakap tentang kemahiran, baginda memang memahami segala komponen motosikal hinggakan tidak punya masalah meleraikan dan memasang semula setiap komponennya.
Selain keterujaan yang diteruskan dalam bidang sukan udara, baginda juga amat meminati golf. Kalau punya waktu terluang untuk diri sendiri, padang hijau Royal Johor Country Club pasti akan dikunjungi baginda untuk menguji kehandalan memukul bola golf.

Tidak ketinggalan juga, baginda juga memiliki koleksi haiwan peliharaan yang pelbagai. Bagaikan santuari istimewa, tetamu Istana Bukit Serene di Johor Bahru pasti mengetahui tentang burung merak yang berkeliaran bebas di halamannya. Begitu juga dengan minat baginda terhadap peliharaan lain seperti rusa dan buaya.

Setelah kemangkatan baginda semalam, nama Almarhum Sultan Iskandar terus disanjungi. Segala kenangan dan jasa yang ditinggalkan baginda adalah umpama daulat yang akan terus diabadikan dalam ingatan segenap rakyat.